Kamis, 15 Oktober 2015

Mainan Baru

Tahun kemarin, uang lebaran Emir yang lebih banyak dari tahun ini, habis sama ibu dan papahnya untuk kulineran waktu pulang kampung. Jadi akhirnya tahun ini kita rencana untuk mengalokasikan uang lebaran Emir untuk beli mainan baru di Asemka, karena memang selama ini kita jarang banget beli mainan untuk Emir, Niatnya sih beli mainan yang sering Emir mainkan dan rebutan di rumah sepupunya.

Jadi jalanlah kita ke Pasar Asemka, list belanjanya: mobil remote control, trolley, blocks, tools set (mainan palu, obeng, gergaji, dll).mobil yang bisa dinaikkan.

Niatya kita ke satu toko yang memang beragam dan murah, lupa nama tokonya apa. Tapi ternyata tutup, jadi akhirnya kita cari di toko-toko lain.

Akhirnya dapatlah kita mobil remote control, trolley, tools set, dan mobil yang bisa dinaikkan, Senangnya lihat Emir super happy, apalagi sama mobil remote controlnya.



Remote control [90rb], trolley [60rb], tools set [35 rb], mobil-mobilan [lupa harga]. Akhirnya beberapa bulan kemudian baru bisa bayar hutang beli blocks [35rb] dan papan tulis hapus [19rb] tapi bukan di Asemka, di toko mainan dekat rumah. Niat awal beli mainan sih untuk menambah aktivitas, tactile, dan motorik kasar Emir, jadi ya harus pilih mainan yang mendukung ya.

Selasa, 06 Oktober 2015

Eid Adha 2015


Seperti momen idul fitri, ini adalah idul adha ketiga bersama Emir di usianya yang ke 2 tahun, lucu ya. Lagi-lagi kita memutuskan untuk shalat Ied di lapangan PLN duren tiga, dengan alasan dekat dengan rumah dan tentunya supaya Emir nyaman. Kalau di lapangan terbuka kan, Emir pandangannya lebih luas, banyak burung berterbangan yang pasti akan buat dia senang, dan walaupun banyak orang insya Allah ga akan terasa penuh. Ini kali pertama shalat idul adha bersama Emir, tapi sudah yang ketiga kali untuk shalat Ied nya, ditambah dua kali shalat idul fitri.

Alhamdulillah, anaknya anteng, mau pakai peci dari rumah sampai kembali ke rumah, ga nangis, ga crancky, ikut shalat, semangat cemplungin uang amal, anak soleh banget pokoknya. Walaupun di tengah khutbah minta dianter ke papahnya, haha. Mudah-mudahan shalat ied selanjutnya bisa ada di barisan laki-laki sama papah ya Mir.








Another Museum Trip

Awalnya kita menghadiri undangan pernikahan teman kerja suami di Salemba. Berhubung jalan pulang melewati banyak museum sejarah, seperti biasa papah Emir semangat 45 untuk ajak kita ke Museum. Walaupun jujur aku agak takut kalau mau masuk museum, apalagi museum sejarah, secara ya, museum itu kan malam-malam ga ada penghuninya, apalagi yang situs asli dimana sejarahnya berada, spooky-spooky gimana kan. Tapi seperti biasa, selalu semangat kalau yang namanya jalan-jalan kemana pun, pasti ada pengalaman dan ilmu baru ya kan. 


Museum Juang 45
Museum ini terletak di Jl. Menteng Raya No.31, Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340 , menurut tulisan yang aku sempat baca di dalamnya, dulunya museum ini adalah hotel milik keluarga Belanda-Betawi, sampai akhirnya diajukan sebagai Museum Djoeang 45, jadi ya (Alhamdulillah) ga terlalu mencekam. Isinya berupa miniatur, foto, lukisan, patung, semboyan-semboyan juang dan barang peninggalan selama masa perjuangan kemerdekaan. 

Yang paling menarik hati itu lihat 3 mobil kepresidenan asli pada zamannya. Ada mobil dinas RI 1 milik Ir. Soekarno, RI 2 miik bung Hatta yang merupakan buatan dalam negeri dan hadiah dari paman Bung Hatta sendiri untuk mobil dinasnya dengan maksud agar mobil tersebut tidak dirampas Jepang, mobil itu juga menemani Bung Hatta selama menjalankan jabatannya menjadi wapres di Jakarta dan Yogyakarta. Satu lagi adalah mobil dinas Ir. Soekarno yang menjadi saksi bisu peristiwa peledakan Cikini dimana Soekarno berusaha dibunuh dengan granat ketika sedang berada di dalam mobil. Seru deh lihat mobil aslinya yang masih oke, dan kelihatan banget ya kalau benda-benda zaman dahulu itu kokoh luar biasa, besi mobilnya aja kelihatan berat, kalau zaman sekarang kan gampang penyok, hihi.

Waktu kita berkunjung ke museum ini, ternyata sedang ada acara pernikahan di halaman belakang museum, dan para tamu undangan memang sudah plus dapat tiket untuk melewati museumnya terlebih dahulu. Seru juga ya pemasaran museumnya, jadi lebih banyak orang yang dapat melihat museum ini. Waktu kita pulang pun ada pasangan yang akan menikah di sana juga yang sedang survey tempat. Ga sangka kan museum bisa juga jadi tempat melangsukan resepsi pernikahan. Tapi memang Museum Juang ini bangunannya nyaman, gabungan usur modern dan etniknya dapet banget. 

Nah, berhubung kita juga baru dari undangan pernikahan, masih pakai batik, dress plus high heels dong. Waktu kita mau beli tiket ya dapat tiket gratis, karena disangka juga tamu undangan. Awalnya kita juga bingung dan manut-manut aja dikasih tiket dan masuk, sampai di dalam baru ngeh kenapa, oalah rezeki Alhamdulillah. Tapi ya kita cukup tau diri untuk ga ikut ambil prasmanan ya, haha, berhubung sudah cukup kenyang, mungkin lain cerita kalau laper kali ya. 


Emir happy banget di sini, secara ya adem AC, dia bisa lari ke sana ke sini, lihat miniatur pesawat dan kapal perang kesukaannya, lihat miniatur proses perjuangan, dan lihat beberapa patung yang dipanggil-panggilnya.. Bapak, Bapak.. 

Hal berkesan lainnya adalah pajangan quotes Ir. Soekarno yang inspiratif dan keren banget, pada zamannya, di usianya bisa berpikiran seperti itu. Dari beberapa quotes yang dipajang, ini adalah favoritku;




Museum Sasmitaloka Jendral Besar A.H Nasution
Lanjut kita ke Museum A.H Nasution di jalan Teuku Umar No. 40, Jakarta Pusat, agak meragu sebenarnya karena kata suami ini merupakan rumah pribadinya tempat peristiwa G30SPKI dan penembakan Ade Irma Nasution, duh duh. Masuk ke sana ternyata museum ini  free tiket, karena ga ada bacaan harga tiket, loket, dan penjaganya pun mempersilahkan kami untuk langsung masuk ke dalam. 



Di dalamnya kita bisa lihat isi rumah Jendral ini yang memang masih dibiarkan seperti aslinya, ruang tamunya, ruang kerjanya, buku-buku karya beliau yang begitu banyak, foto-foto keluarganya, dan patung-patung yang ditempatkan sesuai persitiwa ketika pasukan cakra birawa menembus masuk rumah, ketika jendral melompat ke kedutaan Irak di sebelahnya, ketika anaknya tertembak, bahkan bekas peluru di langit-langit dan meja kayunya pun masih ada.  Museum ini awalnya memang kediaman keluarga Jendral Nasution, sampai diresmikan oleh Bapak SBY sebagai museum.


Di sini, waktu mau masuk kamar tempat kejadian, Emir ga mau masuk, takut, dan mulai ngambang air matanya, jadi ya aku dan Emir kembali ke ruang tamu, tunggu papahnya yang sedang keliling ditemani guide museum. Yah, namanya juga anak-anak ya, lebih sensitive kan. Di ruang tamunya sih Emir kembali ceria. Kemudian kita ke halaman belakang dan melihat mobil dinas bintang lima milik Jendral A.H Nasution.

Dari kujungan ke museum ini sih, Alhamdulillah dapat ilmu banyak. Baru tahu tentang cakra birawa, baru tahu kalau Pierre Tendean itu ajudannya Jendral Nasution, yang tertembak karena mengaku atau disangka Jendral Nasution, baru tahu kalau A.H Nasution itu kepanjangan dari Abdul Haris Nasution, baru tahu kalau ternyata di Indonesia sampai saat ini hanya ada 3 Jendral Besar berbintang lima; Jendral Besar Soedirman, Jendral Besar Soeharto, dan Jendral Besar A.H. Nasution. Gak akan pernah terlalu tua atau terlambat untuk tahu ya kan. Dari dulu soalnya kalau ada pelajaran tentang G30SPKI, ada film-filmnya kayaknya otakku berusaha untuk skip banyak hal, habis kan sadis banget ya untuk ukuran anak kecil mempelajari hal seperti itu, walaupun ya memang harus tahu bahwa perjuangan merebut kemerdekaan itu ya penuh darah dan air mata. Sampai dulu pernah kunjungan ke lubang buaya, kebawa mimpi, dan sampai sekarang trauma berkepanjangan gitu deh sama hal-hal yang menyangkut G30SPKI. 

Hal menyenangkan lainnya adalah kita di guide langsung, dijelaskan banyak hal oleh Bapak yang bertugas di tempat, ga sempat tanya namanya siapa, tapi memang ramah dan begitu tahu banyak hal, plus selalu menawarkan dirinya untuk memfoto kita di berbagai tempat. Bapak itu memang setiap hari bersama 2 temannya ditugaskan di sana, beliau dari TNI, jadi ya wajar ya tahu banyak masalah sejarah yang bersangkutan, dan kelihatan sekali mencintai perjuangan Bapak A.H Nasution dan keluarganya.

Mungkin kalau nanti Emir sudah SD dan dapat pelajaran sejarah, kita bisa kunjungan ulang ke museum yang berhubungan ya, supaya lebih dapat ilmu dan otentik sejarahnya.

Senin, 05 Oktober 2015

Review Pil KB kombinasi Andalan

Setelah 2 tahun dengan setia mengonsumsi pil KB laktasi Andalan, akhirnya kembali harus pilah pilih mau lanjut KB apa ya, karena Emir sudah berhasil disapih kan. Alhamdulillah selama mengonsumsi pil KB laktasi andalan ini aku cocok, ga flek, pusing, mual, atau jadi gemuk. ASI pun tetap lanjar jaya dan melimpah.

Masih tetap takut dengan KB spiral, karena takut aja kalau ada sesuatu yang dimasukkan ke dalam tubuh, apalagi organ intim ya, syerem. Jadi sempat tanya beberapa teman yang minum pil KB kombinasi dan suntik 3 bulan. Sampai teman menyarankan kalau memang aku cocok dengan KB pil, kenapa tidak diteruskan, tapi tetap lebih baik konsultasi bidan terlebih dulu.

Jadilah kita konsultasi ke bidan, di sana diberikan pilihan beberapa pil kombinasi, langsung tambah bingung, karena bidannya menyerahkan untuk pilih sendiri pil KB yang berkenan di hati. Karena merasa cocok dengan produk andalan, jadi akhirnya aku pilih pil KB kombinasi Andalan, karena merasa sudah cocok, dan andalan mudah didapat di toko obat manapun. Ternyata harganya pun jauh lebih murah ya (Rp. 6500), setengah dari pil KB laktasi (Rp. 12.500). Makin ga salah pilih kayaknya, haha. Dinamakan pil kombinasi karena memang ada warna berkombinasi, jadi ada yang pil warna kuning dan 7 pil warna putih untuk dikonsumsi setelah menstruasi.

Selama mengonsumsi pil KB laktasi, aku memang ga menstruasi selama 2 tahun setelah nifas. Jadi ketika minum pil kombinasi itu ada 7 pil yang berwarna putih yang dikonsumsi untuk menstruasi. Jadi ketika sampai di alur pil warna putih itu, akhirnyaaaa diriku bisa merasakan menstruasi lagi..


Jumat, 02 Oktober 2015

Balada Menyapih

Menyapih ini fase yang bikin sedih hati, tapi juga bahagia dan lega. Sedih karena fase menyusui itu membuat aku dekat secara fisik dengan Emir, secara menyusui itu pasti tubuh berdekatan, sambil peluk-pelukan, sambil elus-elusan, romatis deh. Lega  karena berhasil menyusui sampai 2 tahun, sampai 2 tahun ASI masih melimpah ruah, Emir masih doyan ASI sampai 2 tahun, bahagianyaaa..

Lebih bahagia lagi karena berhasil menyapih tanpa ditakut-takutin atau dikasih pahit-pahitan. Dari Emir umur setahun lebih aku dan suami memang sudah mulai sugesti-sugesti Emir kalau Emir sudah dua tahun, sudah ulang tahun, sudah tiup lilin, sudah nggak boleh nen lagi ya..

Lalu sampailah kita pada hari mendekati Emir 2 tahun. Mulai dibiasakan kalau mau tidur ga harus pakai meyusu, diajak main, nonton video, baca buku, elus-elus. Walaupun ujung-ujungnya kadang masih minta menyusu juga, tapi supaya ga kaget aja kalau nanti suasananya berubah. Betahan beberapa hari, lalu gagal, dan anaknya makin tambah doyan menyusu. Yah, menghibur diri sendiri.. gapapa, belum dua tahun ini, walaupun lumayan ketar-ketir juga, karena tinggal beberapa hari lagi, terus harus pakai cara apa ya? 

Mulai goyah iman ketika sudah lewat seminggu setelah ulang tahun di tanggal 6 Agustus untuk coba oles kopi, atau apapun yang pahit di tempat menyusu. Gimana ya? Kok malah makain menggebu-gebu kalau minta menyusui harus saat itu juga.

Alhamdulillah ga sampai harus pakai pahit-pahit ternyata. Kayanya ga tega aja, plus kalau pakai pahit-pahitan takut ada dampak psikologis apa gitu nantinya, halah.

Jadi kita mulai teguhkan hati tanggal 16 Agustus malam bahawa mulai malam itu Emir resmi disapih, bismillah. Malam pertama berhasil, anaknya mau tidur dengan menyusu botol plus diusap-usap.

Besok siangnya adalah kejadian yang buat jiwa dan hati gemetar. Emir tantrum, guling-guling sepanjang ruangan, jerit minta nen, nangis, dipeluk dan digendong melempar badan, walah.. Tapi ya hati harus kuat katanya, karena kalau menyerah  sekarang, berarti harus mulai dari awal lagi nantinya. Tapi ya secara Emir itu anak dengan tipe yang lumayan anteng dan jarang nangis meraung atau teriak-teriak, hamper ga pernah kayaknya, dari bayi pun begitu, Cuma bisa komat kamit.. Ya Allah kuatkan ya Allah, sambil mau nangis bisikin Emir, "Ibu ikhlas mir, Emir juga yang ikhlas ya.."




Alhamdulillah, sekali itu aja tantrum, besoknya sudah mau minum susu sebelum tidur alias nge-dot, Sekarang pun makin gampang tidurnya. Aah.. senangnya berhasil melalui dua tugas, menyusui sampai 2 tahun dan menyapih. Hari kedua setelah menyapih, payudara mulai bengkak, karena sakit banget dan menggangu aktivitas akhirnya aku pompa. Hari kelima bengkak lagi, dan aku pompa lagi, sampai akhirnya sampai sekarang sudah bye-bye bengkak, Alhamdulillah..

Sampai sekrang terkadang masih suka bilang, Ibu..nen, tapi cuma sekedar bilang aja sih, mungkin masih teringat rutinitas yang pernah ada ya, secara dua tahun menyusu pagi siang malam kan. Belum-belum aja sudah mulai merindu suasana menyusui, hiks..