Minggu, 02 Februari 2014

Here come the baby boy

Kronologi kelahiran Emir:
Senin 5 Agustus 2013, setiap ingat hari itu, ya Allah seharian muter-muter Kemang-Cililitan-Bangka-Mampang-Kemang-Bangka-Kemang-Cililitan dari siang samapai tengah malam, bonceng motor pula, cari kepastian harus bagaimana. Sampai sekarang masih merinding, takjub, terharu, bersyukur kalau ingat kejadiannya, semua seperti skenario film. Entah bagaimana kalau sampai semua terlambat, atau ambil jadwal USG di hari Rabu, atau ikut saran yang salah. Alhamdulillah wa syukurillah Allah yang jalankan pikiran ini untuk cek ke situ ke sana.

Kronologi di mulai di pagi hari, perut rasanya udah penuh banget, telapak kaki bengkak semua, tulang panggul sakit. Tapi karena sama sekali ga merasa mulas, pecah ketuban,  atau apapun jadi ya lanjut aktivitas seperti biasa.

  • 5.30 jalan pagi bersama suami
  • 9.00 belanja bak mandi bayi di pasar
  • 13.30 berangkat ke RSIA Restu Kasih Cililitan untuk USG (rekomendasi bidan, USG di bidan libur karena cuti lebaran)
  • 15.00 USG, hasil USG menyatakan kehamilan 40 minggu, berat bayi 3,4 kg, air ketuban tinggal 6 iou yang artinya tinggal setengah, harus dilakukan tindakan hari ini atau paling lambat besok. Lalu lanjut tes CTG untuk melihat kondisi detak jantung bayi, detak jantung masih normal. Dianjurkan kembali ke bidan karena merupakan pasien rujukan.
  • 16.30 sampai di tempat praktek bidan, dianjurkan melakukan tindakan secepatnya di rumah sakit, karena sekarang bidan sudah tidak diperbolehkan melakukan tindakan  di tempat prakteknya.
  • 19.30 ke PUSKESMAS untuk meminta rujukan ke RS, pihak PUSKESMAS menyarankan untuk menunggu 1 minggu.
Pulang ke rumah dalam keadaan bingung, nangis mewek-mewek di depan mama. Kenapa anjurannya beda, ada yang harus ambil tindakan hari itu juga, ada yang tunggu satu minggu. Itu nangis mewek-mewek sesengukan kayak anak kecil. bukan karena sakit atau kenapa, lebih karena bingung harus bagaimana dan apa. Mama kasih saran untuk cek ulang, minta second opinion di klinik bersalin yang kebetulan masih kenalan.
  • 20.30 USG & cek ulang di klinik bersalin, air ketuban di bawah 6 iou artinya sudah di bawah batas normal, dianjurkan langsung tindakan operasi caesar malam ini
  • 21.00 kembali ke bidan untuk minta rujukan melahirkan ke RSIA Restu Kasih Cililitan
  • 22.30 sampai di RSIA Restu Kasih Cililitan. Jadwal Operasi caesar jam 23.00, tetapi  karena belum puasa 12 jam sebelum operasi diberikan 2 pilihan, caesar dengan resiko muntah saat operasi atau CTG ulang untuk lihat kondisi detak jantung bayi, jika memungkinkan operasi dapatditangguhkan setelah 12 jam puasa dan dilakukan besok jam 5 pagi
  • Dari hasil CTG, detak jantung masih normal, memutuskan untuk operasi besok pagi


Perasaan saat itu jauuuuh banget dari rasa takut. Saat itu yang ada dalam pikiran cuma bagaimana caranya bayi ini harus keluar dengan selamat. Disuntik dan masukkin selang  pun ga berasa apa-apa. Bermalam di rumah sakit menunggu operasi besok bersama suami, mama, adik-adik rasanya campur aduk. Lihat muka mama dan adik-adik yang mereka bahkan cuma bisa diam ga ngomong, mungkin khawatir atau takut, dan muka suami yang datar dan tenang ituuuu.. duh susah deh dijelaskan dengan kata-kata, karena memang keadaan waktu itu serba mendadak dan cepat. Siapa sangka harus operasi caesar dan siapa sangka ketuban sudah habis entah bagaimana.

Selasa, 6 Agustus 2013
  • 05.40 operasi caesar
Masuk ruang operasi dengan tenang, dokter semua baik dan menenangkan, tapi ya.. ruang operasi itu dingiiiiiiin banget, karena ruang steril kan ya, sampai waktu operasi tangan itu gemeteran, campuran antara takut dan dingin. Lagi-lagi suntik bius epidural yang kata orang itu sakit, kok ya ga berasa apa-apa, saking udah kebas kali ya perasaan, yang penting dede bayi harus keluar sekarang, sehat selamat, cuma itu yang waktu itu penuhin pikiran.

  • 06.07 lahirlah Emir Arzu Ismail dengan BB 3,4 kg dan panjang 49 cm
Pada akhirnya aku percaya bahwa ini semua takdir Allah, kita dipersatukan, dipertemukan, dan dipercaya untuk mendidik, menjaga, dan membesarkan Emir. Doa banyak orang pula yang aku dan suami percaya memudahkan langkah kami dua hari itu untuk kesana kemari, membukakan pikiran kami untuk ambil keputusan itu dan ini. Memang dari awal hamil, kalau ada yang tanya, selalu di ujungnya aku dan suami sisipkan titip doa "doain sehat, selamat, lancar ya selama hamil sampai melahirkan." Kumpulan ucapan "Amin" itulah yang pasti mempermudah semua. Pokoknya kalau ingat hari itu, jadi mellow gitu deh, hihi..







Banyak pembelajaran ya dari hamil sampai melahirkan anak pertama. Jelasnya sekarang kalau di trisemester terakhir harus rajin USG, waktu itu aku sempat lewat 1 minggu USG. Pastinya sekarang ga lagi deh kepikiran persalinan gratis, ga worth it banget dengan kehilangan (hii,jangan sampe) apa yang kita tunggu, rawat selama 9 bulan. Kumpulin duit yang banyak dulu sebelum rencana punya adik buat Emir, hehe.. Yang pasti, semua harus jadi pembelajaran ke depannya kan..

Rasanya hamil tua itu..

Rasanya hamil tua itu.. campur-campur. Takjub lihat perut yang bulet banget, udah bosan dan ingin cepat-cepat melahirkan, takut dan khawatir sudah mulai berkurang, lebih ke arah tawakal dan optimis.

Pada dasarnya aku memang orangnya optimis banget, kalau ikut lomba dari kecil selalu yakin menang dan alhamdulillah menang, waktu sidang skripsi optimis dapat A, alhamdulillah dapat A. Waktu tiba-tiba cek dan harus dilakukan tindakan operasi caesar secepatnya karena air ketuban habis
 yang ada di pikiran cuma sebentar lagi bisa segera kumpul bareng Emir, pokoknya positive thinking banget. Positive thinking juga bagian dari husnudzon pada Allah bukan.

Selama hamil itu memang kayaknya ingat terus sama kematian, maut kayaknya dekat banget. Tapi ya itu kuambil sebagai pengingat kita akan rezeki umur dan rezeki Allah akan begitu banyak hal baik dalam hidupku. Pernah waktu malam, lihat wajah suami tidur tau-tau nangis sesengukan, keinget maut itu, gimana kalau aku ga bisa melewati proses melahirkan dengan lancar, nanti suami gimana ya, pasti sedih banget, kalau aku ga selamat dan dede bayi selamat apa suami akan sayang dede atau justru benci sama dede, wah dramatisir banget, hahaha.

Tapi memasuki kehamilan akhir, piliran-pikiran itu aku ganti dengan doa. Ya Allah aku masih ingin berbakti pada mama, masih ingin mengabdi pada suami, masih ingin merawat, membesarkan, dan mendidik anakku menjadi anak sholeh dan taat padamu, berilah hamba umur untuk itu ya Allah.



Hasil USG dan Cara Membacanya

Beberapa kali melakukan USG, sangat disayangkan hasil USG yang dikumpulkan dalam satu amplop hilang atau terselip entah dimana (hiks). Beruntung beberapa diantaranya sempat tersimpan di memori handphone:


Cara membacanya:
  • BPD (Biparietal Diameter) = panjang tulang pelipis kiri dan kanan
  • GA (Gestasional Age) = umur janin
  • AC (Abdominal Circumferencial) = lingkar perut
  • FL (Femur Length) = panjang tulang paha
  • EFW (Estimation Fetal Weight) = perkiraan berat bayi



Dari hasil USG didapat:
  • BPD/panjang tulang pelipis kiri dan kanan = 87,8 mm
  • GA/umur janin = 35w4d / 35 minggu 4 hari
  • AC/ lingkar perut = 280 mm
  • FL/panjang tulang paha = 69,3 mm
  • EFW /perkiraan berat bayi = 2,28 kg
USG selanjutnya
  • BPD/panjang tulang pelipis kiri dan kanan = 91,1 mm
  • GA/umur janin = 36w6d / 36 minggu 6 hari
  • EDD/ perkiraan persalinan (berdasarkan GA) = 16 Agustus 2013
  • AC/ lingkar perut = 310 mm